On The Street News – thegardenbarnhouse.com – Ayah Kandung Aniaya Anak Berkebutuhan Khusus. Kota Surabaya dikejutkan dengan insiden tragis yang melibatkan seorang ayah yang diduga melakukan penganiayaan terhadap anak kandungnya sendiri yang berkebutuhan khusus. Kejadian ini menyita perhatian masyarakat dan memicu reaksi luas, baik dari pihak berwenang maupun masyarakat setempat. Artikel ini akan menguraikan kronologi kejadian, tindakan pihak berwenang, serta tanggapan masyarakat terkait peristiwa yang menyayat hati ini.
Kronologi Kejadian
Peristiwa memilukan ini terjadi di salah satu kawasan perumahan di Surabaya. Seorang tetangga mendengar suara tangisan dan teriakan keras dari rumah pelaku lalu melaporkan kejadian ini ke polisi. Suara tersebut berulang kali terdengar, hingga membuat warga curiga bahwa sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.
Seorang tetangga melihat anak tersebut seringkali dalam kondisi memprihatinkan dan mencurigai adanya kekerasan di rumah itu. “Anaknya sering terlihat ketakutan, dan ada beberapa kali terlihat lebam di tubuhnya,” ujar tetangga yang turut melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib.
Setelah menerima laporan dari warga, petugas kepolisian segera melakukan penyelidikan dan mendatangi rumah pelaku. Ketika polisi tiba, mereka menemukan korban, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun, dalam kondisi yang menyedihkan. Korban menunjukkan luka memar di beberapa bagian tubuhnya dan terlihat sangat ketakutan. Pihak kepolisian segera mengamankan pelaku, yang ternyata adalah ayah kandungnya, untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
Tindakan Polisi
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Ahmad Yusep Gunawan, menjelaskan bahwa pelaku langsung ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut setelah adanya bukti kuat terkait dugaan penganiayaan tersebut. Dari hasil pemeriksaan awal, pelaku mengakui telah melakukan kekerasan terhadap anaknya sendiri. Pelaku mengatakan bahwa ia melakukan tindakan kekerasan karena frustrasi dengan kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus dan masalah internal keluarga.
“Pelaku mengaku bahwa ia kesulitan mengendalikan emosinya dan tidak mampu menerima kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus. Namun, hal ini tentu tidak dapat dijadikan alasan pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan,” tegas Kombes Pol. Ahmad Yusep Gunawan.
Pihak kepolisian telah memberikan perawatan medis kepada korban dan menyerahkannya kepada instansi terkait untuk mendapatkan perlindungan.
Tanggapan Masyarakat dan LSM
Kejadian ini menuai kecaman keras dari berbagai pihak, termasuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang perlindungan anak. Ketua LSM Perlindungan Anak Surabaya, Ratna Dewi, menyampaikan bahwa tindakan kekerasan terhadap anak, apalagi yang memiliki kebutuhan khusus, adalah pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia. Menurutnya, anak berkebutuhan khusus memerlukan kasih sayang dan perhatian ekstra, bukan perlakuan kasar yang justru memperburuk keadaan psikologis dan fisik mereka.
“Kami mengecam keras tindakan kekerasan ini dan berharap pelaku mendapatkan hukuman setimpal atas perbuatannya. Anak berkebutuhan khusus adalah individu yang rentan dan butuh perlindungan lebih. Pemerintah dan masyarakat harus lebih peka terhadap kondisi mereka,” ujar Ratna Dewi.
Selain itu, masyarakat setempat juga menyatakan rasa prihatin dan kekecewaan terhadap insiden ini. Beberapa warga mengaku merasa bersalah karena tidak segera melaporkan kecurigaan mereka lebih awal. “Kami menyesal karena tidak mengambil tindakan lebih cepat. Kami berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran agar kita lebih peduli terhadap lingkungan sekitar, terutama anak-anak yang rentan terhadap kekerasan,” kata salah satu tetangga korban.
Pentingnya Kesadaran dan Pendidikan
Kasus ini kembali mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat dan pendidikan orang tua apalagi seorang ayah dalam menghadapi tantangan membesarkan anak, terutama yang memiliki kebutuhan khusus. Sering kali, orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus merasa tertekan dan frustrasi karena kurangnya dukungan, baik secara emosional maupun finansial. Kondisi ini dapat memicu tindakan-tindakan yang tidak seharusnya terjadi.
Pakar psikologi anak, Dr. Siti Aisyah, menjelaskan bahwa keluarga dengan anak berkebutuhan khusus memerlukan pendekatan yang komprehensif, baik dari segi kesehatan mental maupun dukungan sosial. “Pelatihan dan konseling bagi orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus sangat penting. Tanpa bimbingan yang tepat, perasaan frustrasi dapat berubah menjadi tindakan yang berbahaya, seperti kekerasan fisik maupun verbal terhadap anak,” jelas Dr. Siti.
Pemerintah dan lembaga sosial harus aktif mendampingi dan mendukung keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Mari kita wujudkan program pelatihan, dukungan psikologis, dan layanan konseling yang mudah diakses.
Penutup
Kejadian penganiayaan terhadap anak berkebutuhan khusus di Surabaya ini adalah tragedi yang menyayat hati dan harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Kita tidak boleh membenarkan siapa pun yang melakukan kekerasan, terutama pada anak-anak.
Penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan tidak ragu untuk melaporkan jika melihat atau mendengar tanda-tanda kekerasan terhadap anak. Kejadian ini harus menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan anak dan dukungan yang lebih baik bagi keluarga yang memiliki anggota berkebutuhan khusus. Kita semua harus bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang.