On The Street News – thegardenbarnhouse.com – Tragedi di Solo: Seorang Wanita Tewas Tragis Dianiaya Suami. Kota Bengawan kembali berduka. Kali ini, bukan karena peristiwa alam atau bencana, melainkan karena tindakan keji seorang manusia terhadap pasangan hidupnya. VH (42), seorang perempuan penuh semangat, harus meregang nyawa secara tragis akibat kekerasan yang dilakukan oleh suaminya sendiri, AS (47).
Tragedi di Solo ini terjadi pada Sabtu, 17 Agustus 2024, di kediaman pasangan tersebut di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo. Korban mengalami penganiayaan yang sangat brutal hingga menyebabkan luka-luka parah di sekujur tubuhnya. Sayangnya, nyawa VH tidak dapat tertolong dan ia menghembuskan napas terakhir pada Minggu, 18 Agustus 2024.
Suara Hati Adik Korban
Adik korban, YY, yang tak kuasa menahan kesedihan, akhirnya melaporkan tindakan keji sang kakak ipar ke pihak kepolisian. “Hati saya hancur melihat kakak saya menderita karena tindakan keji orang lain. Saya berharap kakak dapat mendapatkan keadilan,” ujar YY dengan suara bergetar.
YY menceritakan bahwa awalnya keluarga tidak menaruh curiga terhadap kematian kakaknya. Keluarga membawa VH ke rumah sakit karena demam tinggi. Namun, saat berada di rumah sakit, kondisi VH terus memburuk hingga akhirnya ia meninggal dunia. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap fakta bahwa VH adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.
KDRT: Ancaman Tersembunyi di Balik Dinding Rumah
Kasus kematian VH menjadi sorotan publik dan menguak fakta pahit tentang maraknya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia. KDRT seringkali terjadi di balik pintu rumah, jauh dari pandangan mata publik. Pemeriksaan lebih lanjut mengungkap fakta bahwa VH adalah korban kekerasan dalam rumah tangga.
Faktor Penyebab KDRT
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya KDRT antara lain:
- Ketidaksetaraan gender: Anggapan bahwa laki-laki memiliki kekuasaan lebih besar atas perempuan masih sering ditemukan dalam masyarakat.
- Masalah psikologis pelaku: Pelaku KDRT seringkali memiliki masalah psikologis, seperti gangguan kepribadian narsistik atau antisosial.
- Lingkungan yang mendukung kekerasan: Tumbuh dalam lingkungan yang toleran terhadap kekerasan dapat meningkatkan risiko seseorang menjadi pelaku atau korban KDRT.
- Konsumsi alkohol dan narkoba: Penyalahgunaan zat adiktif dapat memicu perilaku agresif dan kekerasan.
Dampak KDRT
KDRT tidak hanya meninggalkan luka fisik, tetapi juga trauma psikologis yang mendalam bagi korban. Korban KDRT seringkali mengalami depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan kesulitan dalam menjalin hubungan sosial. Selain itu, KDRT juga dapat berdampak negatif pada anak-anak yang menyaksikan atau menjadi korban kekerasan.
Upaya Pencegahan KDRT
Kita semua harus berperan aktif dalam mencegah terjadinya kasus KDRT di masa depan:
- Peningkatan kesadaran masyarakat: Melalui kampanye dan edukasi, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang lebih baik tentang KDRT dan dampaknya.
- Penguatan hukum: Perlu adanya penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku KDRT, serta perlindungan hukum yang lebih baik bagi korban.
- Pendirian shelter: Penyediaan tempat perlindungan bagi korban KDRT sangat penting untuk memberikan mereka rasa aman dan dukungan.
- Konseling dan terapi: Korban KDRT membutuhkan bantuan psikologis untuk mengatasi trauma yang dialaminya.
Mari Bersama Hilangkan KDRT
Kematian VH adalah kehilangan besar bagi keluarga dan masyarakat. Setiap dari kita memiliki peran untuk mencegah dan mengakhiri kekerasan dalam rumah tangga. Mari kita mulai dari diri sendiri dan lingkungan sekitar.