On The Street News – thegardenbarnhouse.com – Mega-Tsunami 200 Meter di Greenland Bumi Bergetar 9 Hari. Pada bulan Juni 2017, sebuah bencana alam dahsyat terjadi di Greenland yang menyebabkan munculnya mega-tsunami setinggi 200 meter. Kejadian ini tidak hanya menimbulkan kerusakan besar di wilayah pesisir Greenland. Tetapi juga mengguncang bumi secara signifikan selama 9 hari berturut-turut. Peristiwa ini menarik perhatian ilmuwan di seluruh dunia karena skala dan dampaknya yang luar biasa serta menimbulkan pertanyaan mengenai potensi ancaman serupa di masa depan akibat perubahan iklim dan fenomena geologi.
Kronologi Peristiwa
Peristiwa ini bermula dari longsoran besar yang terjadi di wilayah pesisir Greenland, tepatnya di Fjord Karrat. Longsoran tersebut memicu gelombang tsunami yang sangat besar, menghantam desa-desa kecil di wilayah pesisir Greenland dan mengakibatkan kerusakan parah pada infrastruktur serta menelan korban jiwa. Diperkirakan volume longsoran mencapai 45 juta meter kubik material batuan dan tanah, yang langsung jatuh ke dalam air dan menyebabkan perpindahan air dalam skala besar.
Tsunami yang dihasilkan mencapai ketinggian 200 meter di daerah tertentu, membuatnya salah satu tsunami terbesar yang tercatat dalam sejarah modern. Gelombang besar ini meluluhlantakkan pemukiman pesisir dan menghanyutkan rumah-rumah, perahu, dan bahkan bangunan yang berada dekat dengan pantai. Desa Nuugaatsiaq, yang terletak di barat daya Greenland, menjadi salah satu yang paling parah terdampak oleh bencana ini.
Penyebab Mega-tsunami
Mega-tsunami yang terjadi di Greenland ini dipicu oleh longsoran tanah yang terjadi di salah satu tebing fjord. Para ilmuwan mengaitkan longsoran tersebut dengan proses pelelehan es akibat pemanasan global. Seiring dengan meningkatnya suhu global, gletser di Greenland mengalami pencairan yang cepat, dan hilangnya lapisan es yang selama ini menjadi “penyangga” stabilitas lereng gunung dan tebing, akhirnya menyebabkan longsor besar.
Berat es yang mencair menyebabkan tanah yang sebelumnya tertekan mengembang kembali dalam proses yang disebut isostatic rebound. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan pada lereng gunung dan tebing di sekitar fjord, yang pada akhirnya memicu longsoran besar dan tsunami.
Dampak Global: Guncangan Bumi Selama 9 Hari
Salah satu hal yang paling mengejutkan dari kejadian ini adalah dampaknya terhadap bumi secara global. Gelombang seismik yang berlangsung selama 9 hari mengindikasikan bahwa longsoran tersebut melepaskan energi yang sangat besar
Pusat-pusat pemantau seismik di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia, berhasil mencatat getaran dari peristiwa ini. Perpindahan material besar dalam waktu singkat menghasilkan gelombang seismik yang terus-menerus yang kita sebut sebagai “guncangan panjang” atau long-period seismic waves. Longsoran besar melepaskan kekuatan alam yang dahsyat, memicu perpindahan air dan tanah dalam skala besar. Fenomena ini menunjukkan
Implikasi Perubahan Iklim
Bencana mega-tsunami ini memberikan peringatan keras mengenai dampak dari perubahan iklim terhadap daerah-daerah yang rentan secara geologi, terutama wilayah seperti Greenland yang memiliki lapisan es tebal. Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa pemanasan global tidak hanya akan menyebabkan kenaikan permukaan laut. Tetapi juga memicu fenomena alam lainnya seperti longsoran tanah besar dan mega-tsunami.
Meningkatnya suhu global mempercepat pencairan es di Greenland, yang memiliki lapisan es terbesar di dunia. Dalam beberapa dekade terakhir, volume es yang hilang dari Greenland telah meningkat secara drastis, yang secara langsung memengaruhi stabilitas tanah di sekitarnya. Jika tren ini berlanjut, risiko terjadinya bencana serupa akan meningkat. Baik di Greenland maupun di wilayah lain yang memiliki kondisi geologis serupa.
Penanganan dan Mitigasi
Setelah terjadinya tsunami, otoritas lokal di Greenland dan komunitas ilmiah internasional segera mengambil langkah-langkah untuk mempelajari dan memahami penyebab serta dampaknya. Kita melakukan pemantauan dan studi lebih mendalam untuk mengetahui potensi risiko di masa depan. Terutama di wilayah pesisir dekat fjord dan lereng curam.
Selain itu, berbagai upaya mitigasi bencana telah direncanakan untuk mengurangi dampak dari kejadian serupa di masa depan. Kita memperkuat sistem peringatan dini untuk memberikan peringatan kepada penduduk di daerah rawan sebelum tsunami besar menerjang. Pemahaman tentang fenomena longsor akibat pencairan es juga menjadi fokus utama penelitian ilmuwan geologi dan iklim, guna memprediksi potensi bahaya serupa di wilayah lain.
Kesimpulan
Peristiwa mega-tsunami Greenland setinggi 200 meter yang mengguncang bumi selama 9 hari adalah salah satu bencana alam terbesar yang terjadi di kawasan tersebut. Selain menyebabkan kerusakan parah di wilayah pesisir Greenland. Bencana ini juga menjadi peringatan global akan dampak dari perubahan iklim. Terutama terkait dengan pencairan es dan stabilitas geologis di wilayah kutub.
Ketidakstabilan ekosistem akibat perubahan iklim memicu kekuatan alam yang dahsyat, seperti yang terlihat pada peristiwa ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya penelitian dan mitigasi. Dengan meningkatnya pencairan es di seluruh dunia, bencana seperti mega-tsunami ini mungkin bukan hal yang unik. Melainkan peringatan akan kemungkinan kejadian yang lebih sering terjadi jika kita tidak segera mengambil langkah-langkah untuk mengatasi pemanasan global.